TANJUNGPINANG: Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan ketiga 2025 tumbuh 7,48 persen secara tahunan (yoy). Capaian ini menjadi yang tertinggi di Pulau Sumatera, sekaligus menempatkan Kepri pada posisi ketiga secara nasional.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Margaretha Ari Anggorowati, mengatakan pertumbuhan tersebut meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat 5,01 persen. Secara nasional, pertumbuhan tertinggi tercatat di Maluku Utara sebesar 39,1 persen, disusul Sulawesi Tengah sebesar 7,95 persen, dan Kepri di peringkat ketiga.
Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), perekonomian Kepri pada triwulan ini mencapai Rp94,59 triliun atas dasar harga berlaku, dan Rp55,68 triliun atas dasar harga konstan. “Capaian ini menunjukkan perekonomian Kepri tetap tumbuh dan terjaga,” ujarnya di Tanjungpinang, Rabu.
Struktur ekonomi Kepri masih didominasi industri pengolahan dengan kontribusi 40,54 persen, disusul konstruksi 19,70 persen, serta pertambangan dan penggalian 11,06 persen. Dari sisi lapangan usaha, industri pengolahan menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar dengan andil 2,80 persen.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terutama ditopang Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dengan andil 3,75 persen, serta ekspor bersih sebesar 2,46 persen. Sementara dari sisi produksi, pertambangan dan penggalian mencatat andil pertumbuhan 1,30 persen.
BPS mencatat aktivitas produksi tetap kuat, antara lain peningkatan pembelian kendaraan bermotor baru, kenaikan volume peti kemas di Pelabuhan Batam seiring penambahan rute direct call Batam–Myanmar, serta pertumbuhan penjualan listrik dan produksi minyak bumi.
Mobilitas masyarakat juga meningkat. Jumlah penumpang angkutan laut naik 7,51 persen (yoy), sementara kedatangan wisatawan mancanegara tumbuh 0,08 persen (qtq). Selain itu, realisasi belanja barang dan jasa melalui APBN triwulan III-2025 naik 16,97 persen. Realisasi APBD turut meningkat pada belanja pegawai 2,61 persen, belanja bantuan sosial 85,76 persen, dan belanja modal 90,13 persen (qtq). (Antara)

