RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun hingga 2029 Untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%

JAKARTA: Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyebut pentingnya kesiapan tenaga kerja Indonesia sejalan dengan upaya mendorong masuknya investasi lebih banyak.

Masalahnya, dia menyebut 45% tenaga kerja dalam negeri masih tamatan sekolah dasar (SD).  Hal itu disampaikan Rosan ketika menghadiri Investor Daily Summit di Jakarta International Convention Center (JICC), Rabu (8/10/2025).

Dia memaparkan bahwa kebutuhan investasi atau penanaman modal tetap bruto (PMTB) naik seiring dengan target pertumbuhan ekonomi mencapai 8%. 

Rosan memaparkan bahwa pada periode 2014-2024 atau sekitar 10 tahun yang lalu, investasi masuk ke dalam negeri secara total sekitar Rp9.100 triliun. Pertumbuhan ekonomi rata-rata di 5%. 

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, sebagaimana keinginan Presiden Prabowo Subianto, Rosan menyebut Indonesia membutuhkan investasi masuk dalam periode 2025-2029 hingga Rp13.000 triliun.

“Itu investasi yang diharapkan masuk dalam rangka kita bisa mencapai pertumbuhan 8% di tahun 2029,” ujarnya dikutip dari YouTube Investor Daily, Rabu (8/10/2025). 

Sejalan dengan target mengejar penanaman modal lebih tinggi, pria yang juga CEO Danantara itu menyebut perlunya dibarengi dengan kesiapan tenaga kerja. Masalahnya, dia menyebut struktur tenaga kerja Indonesia masih didominasi oleh tamatan SD, sekitar 45% dari total 152 juta orang. 

Persentase itu masih lebih tinggi dari porsi tenaga kerja eksisting yang merupakan lulusan Strata 1 (S1) atau Diploma, yang hanya 14%. 

Untuk itu, Rosan mendorong pentingnya pendidikan vokasi. Dia menilai butuh waktu yang lebih lama untuk membuat masyarakat RI lebih banyak mengenyam pendidikan tinggi.  

“Dengan background seperti ini, kita juga takes time kalau kita mencoba memasukkan semua human capital kita, semua sumber daya manusia kita ke universitas/diploma. Oleh sebab itu, program vocational training menjadi hal yang sangat penting, yang menjadi skala prioritas,” terangnya.